Aminullah Kenang Kisah Keluarga Selamat di Tengah Tsunami

Avatar
H. Aminullah Usman, SE. Ak, MM bersama Istri Hj Nurmiaty AR
H. Aminullah Usman, SE. Ak, MM bersama Istri Hj Nurmiaty AR

Juga ikut selamatkan warga sekitar Lampaseh Aceh

Banda Aceh – Tak terasa, pada hari ini Senin 26 Desember 2022, 18 tahun sudah bencana maha dahsyat gempa bumi dan tsunami pernah meluluhlantakkan Kota Banda Aceh dan beberapa Kabupaten/Kota lainnya di Aceh.

“Tanpa terasa telah 18 tahun telah berlalu, bencana besar gempa bumi dan tsunami mengguncang dan menghancurkan lebih dari 21 ribu unit rumah, 169 bangunan sekolah, 25 unit fasilitas kesehatan, 63 unit gedung kantor pemerintahan, dan kita juga kehilangan lebih dari 61 ribu jiwa dalam bencana maha dahsyat tersebut,” kata mantan Wali Kota Banda Aceh ini.

Walaupun telah meninggalkan beban luka dan kesedihan yang mendalam, baik bagi saya pribadi dan masyarakat Aceh lainnya. Namun, musiba tsunami juga menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kita semua akan besarnya kuasa Allah SWT.

Aminullah mengisahkan, tepat pada hari 18 tahun yang lalu sebelum musibah tsunami datang, ia bersama Tgk Basri, Usniman duduk dipinggir kali. Setelah terjadi gempa, Tgk Basri mengatakan padanya ini akan ada yang lebih dahsyat lagi terjadi, ini pertanda gempa dahsyat. Tak lama berselang setelah Tgk Basri mengatakan itu, terlihat orang-orang berlarian dan kami pun ikut menyelamatkan diri.

Kediaman Aminullah Usman di kawasan Lampaseh Aceh Meuraxa usai diterjang musibah gempa dan tsunami pada 2004 silam yang mengalami kerusakan 25%.

“Kebetulan Istri dan anak-anak semua dirumah saat itu, saya mengajak keluarga dan para tetangga untuk naik ke lantai 3 kediaman kami. Alhamdulillah setelah tsunami berhenti, kami semua berhasil selamat.” Ungkap Aminullah.

Namun, Tgk Basri dan Usniman yang tidak ikut naik ke lantai 3 bersama kami ikut hanyut dan terbawa ombak, tapi mereka berhasil selamat walau dalam keadaan luka parah. Dan saat ini, keduanya telah Almarhum, semoga amal ibadah Alm Tgk Basri dan Alm Usniman diterima disisi Allah SWT.

“Lalu sekitar Pukul 15.00 WIB, saya dan keluarga memutuskan untuk keluar dan melihat kondisi disekitar, masyarakat penduduk Lampaseh yang berkisar 6000 jiwa, masa itu hanya tinggal 400 jiwa dan semuanya saya ajak untuk mengungsi kerumah saya di Komplek Bank Aceh Meusara Agung, dan mereka tinggal disana kurang lebih selama 6 bulang.” Terang Aminullah yang saat itu masih menjabat Dirut Bank Aceh.

Saat dimasa perjalanan dari Lampaseh Aceh Meuraxa, air mata ini tak kunjung berhenti melihat mayat bergelimpangan dan bangunan yang hancur diluluhlantakkan gempa dan tsunami. Kenang Aminullah.

“Saya merasa sangat bersyukur, atas rahmat dan karunia Allah SWT, ditengah bencana maha dahsyat tersebut, rumah saya di Lampaseh Aceh dapat menyelamatkan kami bersama keluarga dan warga sekitar. Dan kondisi rumah pada masa itu tersisa 75% dan hancur 25%, pada pada tahun 2005 setelah dilakukan perbaikan, kami kembali menempati rumah tersebut hingga hari ini.” Terangnya.

18 tahun telah berlalu terjangan bencana dengan kerusakan yang luar biasa. Tapi bencana tersebut tidak mematahkan semangat dan rasa keyakinan masyarakat untuk bangkit dan menjadi lebih baik karena rasa keimanan dan keyakinan yang kuat atas kuasa dari Allah SWT. Kata Aminullah.

Ia menambahkan, kebangkitan Banda Aceh dan warganya dari bencana tersebut tidak terlepas dari bantuan masyarakat dunia. secara pribadi ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh negara yang telah hadir dalam membantu Aceh pada awal-awal pasca tsunami dan masa “rehab-rekon”.

“Kita tidak akan pernah melupakan bantuan yang diberikan, baik dari masyarakat Indonesia sendiri dan dari masyarakat manca negara. Kita mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka yang telah membantu sehingga Aceh khususnya Banda Aceh bisa bangkit kembali saat ini.”

Aminullah yang juga Ketua DPD PAN Banda Aceh ini berpesan agar kita semua selalu tabah dan tawakal dari setiap cobaan yang diberikan Allah SWT. “Setiap orang tentu pernah dihadapkan pada cobaan yang berat atau masa-masa sulit. Cobaan ini bisa datang darimana saja, mulai dari urusan keluarga, pekerjaan, kesehatan, hingga lingkungan sekitar. Untuk itu, kita harus selalu berusaha bangkit dan bekerja menjadi lebih baik lagi.” Pesannya.