BANDA ACEH – Bank Aceh Syariah (BAS) menegaskan komitmennya dalam membangun perekonomian daerah melalui strategi pengelolaan likuiditas yang sesuai prinsip syariah, serta penyaluran pembiayaan produktif untuk mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan sektor riil.
Sekretaris Perusahaan Bank Aceh, Abdul Rafur, menjelaskan bahwa penempatan dana yang dilakukan bank merupakan bagian dari manajemen likuiditas, investasi, dan optimalisasi pendapatan tanpa melanggar prinsip syariah.
“Penempatan dana pada surat berharga adalah strategi yang lazim dilakukan perbankan. Namun, penyaluran pembiayaan tetap menjadi fokus utama kami dalam rangka membangun struktur ekonomi Aceh yang kuat sekaligus menjalankan fungsi intermediasi,” ujar Abdul Rafur, Kamis (18/9/2025).
Menurut data, total penyaluran pembiayaan Bank Aceh mencapai Rp20,4 triliun pada triwulan IV tahun 2024, tumbuh 9,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp18,7 triliun. Dengan total aset bank sebesar Rp31,9 triliun, komposisi pembiayaan mencapai 63,88% dari keseluruhan aset.
Adapun strategi pengelolaan likuiditas Bank Aceh meliputi penempatan di Bank Indonesia melalui Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (Fasbis) dan Sukuk Bank Indonesia dengan total Rp2,65 triliun dan investasi pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp2,91 triliun untuk optimalisasi pendapatan sekaligus pemenuhan kewajiban Giro Penyangga Likuiditas Makroprudensial.
Kemudian, penempatan dana antar bank syariah sebesar Rp1,1 triliun dalam bentuk Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA).Diversifikasi investasi melalui Sukuk Korporasi Rp290 miliar dan Reksadana Rp100 miliar.
Abdul Rafur menegaskan bahwa selain menjaga likuiditas, Bank Aceh terus mendorong ekspansi pembiayaan, termasuk melalui program pelatihan dan pendampingan UMKM, optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta kerja sama dengan koperasi, BPRS, dan lembaga keuangan syariah lainnya.
“Ini merupakan wujud nyata kami untuk terus berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian Aceh melalui penyaluran pembiayaan produktif,” jelasnya. []