Aminullah Usman, Sosok Inspiratif dan Berprestasi Menuju DPR RI Dapil Aceh II

Avatar

Tekad Membantu Rakyat Kecil

BANDA ACEH – H Aminullah Usman SE Ak MM, merupakan sosok anak kampung inspiratif dan berprestasi yang mendapatkan pengakuan dari Daerah, Nasional dan Internasional, melalui berbagai penghargaan dan award.

Aminullah dikenal sebagai sosok yang sederhana, ia selalu terbuka dan menghargai berbagai pandangan dari semua kalangan. Ciri khas yang sangat identik dari seorang Aminullah Usman adalah memiliki jiwa sosial yang tinggi, gigih, tak kenal lelah, disiplin tinggi, dan uniknya, ia selalu beristirahat tidur selama 4 jam, dari Pukul 00.00 – 04.00 WIB, serta selalu menghargai undangan kegiatan darimanapun. Dan sosok Aminullah sendiri selalu menjadi inspirasi keluarga, sahabat, masyarakat serta selalu membangun keluarga sakinah mawadah warahmah.

Menimba ilmu pendidikan di MIN Teunom Aceh Barat pada tahun 1973, MTSN Teunom Aceh Barat tahun 1975, SMEA Negeri Meulaboh Aceh Barat tahun 1977, Fakultas Ekonomi Universitas Syiahkuala tahun 1986 dan Magister Management Universitas Syiah Kuala tahun 2001, mengantarkan seorang Aminullah Usman menjadi pekerja tangguh yang memiliki komitmen tinggi untuk kesuksesan yang hasilnya memberikan manfaat bagi banyak orang.

Aminullah memulai karirnya sebagai Kabag Keuangan Pusat Pelayanan Koperasi (1980-1982), Staf Kantor Akuntan Drs. M. Hasbuh Aziz (1982-1983), Pimpinan CV. Karya Sari Cabang Banda Aceh (1982-1984), Karyawan PT. Bank BPD Aceh tanggal 1 April 1984, Kepala Seksi Akutansi pada Kantor Direksi (15 Juli 1987-26 Mei 1988), Kepala Bagian Keuangan dan Akutansi Kantor Direksi (26 Mei 1988-1 April 1991), Kepala Biro Pemasaran Kantor Direksi (1 April 1991-8 Febuary 1993), Pejabat Sementara PT. Bank BPD Aceh Cabang Meulaboh tahun 1989, Pejabat sementara PT. Bank BPD Aceh Cabang Langsa tahun 1992, Pemimpin cabang PT Bank BPD Aceh cabang Lhokseumawe (8 Febuary 1993-10 April 1997), Pemimpin Cabang Utama PT. Bank BPD Aceh Banda Aceh (10 April 1997-22 Agustus 2000), Pengelola sementara (PLS Direksi) PT Bank BPD Aceh (23 Agustus 2000-12 November 2001).

Atas segudang prestasi dan sepak terjangnya itu, ia pun berhasil meraih amanah sebagai Direktur Utama PT. Bank BPD Aceh I (12 November 2001-12 November 2005), Pejabat pelaksana tugas sementara direksi PT Bank BPD Aceh (14 November 2005-13 Febuary 2006), Pejabat pelaksana tugas sementara Direksi PT. Bank BPD Aceh (13 Febuary-24 Maret 2008), Direktur Utama PT. Bank BPD Aceh Periode ke-II (sampai 24 Maret 2010) dan Carateker Direktur Utama tanggal 25 Maret s/d 3 Agustus 2010.

Disaat Aminullah memimpin Bank Daerah itu, ada tiga peristiwa besar yang harus dihadapinya. Yaitu krisis moneter tahun 1999 yang mengakibatkan Bank Aceh saat itu hampir kolaps dan masuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), karena Cavital Adequacy Ratio (CAR) minus 25 persen dan NPL 45 persen, serta persoalan internal yang sangat rumit, kondisi SDM tidak produktif, kesulitan likuiditas dan Bank dalam kategori tidak sehat, BPD Aceh cukup terpuruk dan dalam keadaan rugi dimasa itu.

Kemudian, Bank dihadapkan dengan konflik Aceh berkepanjangan dimana banyak karyawan dan aset bank menjadi korban, ditambah musibah gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh saat itu yang telah menelan puluhan karyawan menjadi korban alam dan aset bank hancur.

Tapi dengan seluruh persoalan tersebut, tangan dingin Aminullah Usman berhasil menjadikan Bank Aceh tetap eksis hingga hari ini. Pada tahun 2000 Aminullah dilantik menjadi Dirut BPD Aceh, saat itu aset awal Bank Rp 660 Miliar. Dan hingga akhir kepemimpinannya selama 2 periode, pada tahun 2010 aset Bank Aceh sudah menembus angka Rp 13 triliun, dan seluruh persoalan yang dihadapi Bank Aceh sepanjang 2001-2010 berhasil ia selesaikan, sehingga atas keberhasilannya itu, Aminullah dinobatkan oleh salah satu lembaga ternama di pusat sebagai CEO BUMD On Crisis Management Terbaik Nasional. Dan menjadi Bank sehat hasil audit Bank Indonesia (BI) sangat bagus menutup penilaian Majalah Info Bank dan WTP hasil audit BPKP.

Tak sampai disitu, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2017, Aminullah memutuskan untuk maju sebagai Wali Kota Banda Aceh, guna memperbaiki serta menyelesaikan berbagai persoalan di Ibu Kota Provinsi Aceh itu.

Atas berbagai pengalaman dan sepak terjangnya dalam memimpin, Aminullah merupakan satu-satunya Kepala Daerah di Provinsi Aceh periode 2017-2022 yang berhasil meraih 120 penghargaan dari Daerah, Nasional dan Internasional atas dedikasi kinerja baik selama memimpin Kota Banda Aceh.

Saat menjabat sebagai orang nomor satu di Banda Aceh, Aminullah juga disebut-sebut sebagai ‘Bapak Duafa dan Yatim Banda Aceh’. Bukan tanpa sebab, hal tersebut karena konsen dan tekad nya dalam berbagai program yang memperioritaskan kesejahteraan kaum duafa dan anak-anak yatim.

Teranyar, Aminullah berhasil membangun dan merehab 800 rumah layak bagi duafa dan yatim. Tak tanggung-tanggung, ia meluncurkan program bedah rumah duafa yang hanya dalam kurun waktu 10-15 hari rumah selesai di bedah dan diisi dengan perabotan serta perlengkapan/peralatan rumah tangga.

Selain itu, Aminullah juga sukses mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari 8900 pada tahun 2016 menjadi 17.300 UMKM di akhir masa jabatan Aminullah sebagai Wali Kota Banda Aceh pada Juli 2022. Lalu dibawah kepemimpinannya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banda Aceh meraih 85,71% Terbaik II Nasional, Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 14 kali berturut-turut dan pada masanya, Banda Aceh juga menjadi satu-satunya daerah yang masuk dalam zona hijau kemiskinan di Aceh. Sementara daerah lainnya berada di atas 10% dan di atas rata-rata Nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kota Banda Aceh 7,13% pada tahun 2022, dan angka itu jauh berbeda dengan Provinsi Aceh diatas 14%.

Di bidang pendidikan, terdapat peningkatan persentase jumlah sekolah yang mampu memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pada 2017 berada pada angka 69% dari total jumlah satuan pendidikan,meningkat menjadi 76,31% pada 2018, kemudian 79,83% tahun 2019, lalu meningkat menjadi 92,39% pada tahun 2020, dan mempertahankan Banda Aceh sebagai Kota Referensi Pendidikan. 

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Aminullah menghadirkan gedung perpustakaan baru yang megah, nyaman dan lengkap. Di samping itu, Aminullah juga mendorong perkembangan kaum ibu dan anak-anak. Hal ini pun menempatkan Banda Aceh menjadi kota dengan angka stunting terendah di Aceh, yakni di angka 16,5 persen per Juni 2022.

Sementara dari segi pertumbuhan ekonomi. Tercatat pertumbuhan ekonomi Banda Aceh pada 2017 adalah sebesar 3,39%, yang naik menjadi 4.49% pada 2018. Lalu turun sedikit menjadi 4,13% tahun 2019, dan sempat berada pada angka -3,29% tahun 2020 karena dampak pandemi. Namun di tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Banda Aceh kembali bangkit dan mengalami peningkatan sebesar 5,53%.

Adapun perbandingan PDRB, Income Perkapita dalam rentang waktu empat tahun terakhir Aminullah memimpin Banda Aceh juga menunjukkan tren positif. Diketahui tahun 2017 Pendapatan per kapita Rp. 64,21 juta per tahun, dan di Tahun 2021 berhasil menembus angka Rp 78,16 juta per tahun. Angka ini dinilainya melampaui rata-rata provinsi dan nasional.

Yang tak kalah pentingnya, dibawah kepemimpinan Aminullah Usman, Kota Banda Aceh juga mendapat apresiasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena dinilai telah berhasil melakukan upaya pencegahan korupsi dengan nilai MCP 87,14 persen. Artinya Banda Aceh menduduki peringkat 1 dari 23 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.

Lalu, Aminullah juga sukses melahirkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah untuk membantu permodalan usaha bagi masyarakat dan pelaku UMKM, mendirikan Mal Pelayanan Publik (MPP), berhasil membenahi persoalan air bersih, berbagai program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Krueng Daroy, Revitalisasi Krueng Aceh Penayong, berhasi merelokasi Pasar Penayong ke Pasar Al Mahirah di Lamdingin yang menjadi pusat ekonomi baru Kota Banda Aceh, melakukan pembangunan-pembangunan strategis yang dapat langsung memberikan dampak ekonomi pada masyarakat, keindahan tata kota, dan yang paling fundamental ialah, Aminullah sukses membasmi rentenir hingga tersisa 2% di Banda Aceh hingga akhir masa jabatannya pada Juli 2022.

Dan sebagaimana diketahui publik, Aminullah memang dikenal sebagai sosok yang aktif di berbagai kegiatan, walaupun sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banda Aceh, namun ia selalu aktif menerima audiensi dan pertemuan-pertemuan dengan berbagai stakeholder untuk mempererat tali silaturahmi.

Aminullah yang saat ini mengemban amanah sebagai Ketua DPD PAN Banda Aceh juga tercatat masih memimpin belasan organisasi kemasyarakatan diantaranya, Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Provinsi Aceh, Ketua Umum Barisan Atlet Veteran Tenis Indonesia (BAVETI) Provinsi Aceh, Ketua Umum Ikatan Alumni Akuntansi (IAA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK), Ketua Ikatan Pensiunan Bank Aceh Syariah (IP-BAS), Ketua Umum Aceh Tennis Club (ATC), Ketua Pembina Majelis Pengajian dan Zikir Gemilang (MPG) Banda Aceh, Ketua Pembina Persatuan Pemuda Gemilang (PPG) Banda Aceh dan lainnya.

Atas berbagai prestasi dan keberhasilan Aminullah Usman dalam memimpin, Ketua Umum DPP PAN, Dr H Zulkifli Hasan SE MM memberikan restu kepada Aminullah Usman untuk maju sebagai Bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) DPR RI dari Daerah pemilihan (Dapil) Aceh II, yang meliputi wilayah Kota Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Bireuen dan Kota Lhokseumawe, restu Ketum PAN itu didapatkan Aminullah saat bertemu sosok yang akrab disapa ZulHas itu pada Minggu, 7 Mei 2023 di Jakarta.

Aminullah yang sebelumnya digadang-gadang sebagai calon Gubernur Aceh setelah derasnya arus dukungan yang datang dari alim ulama, para ustad muda, kaum duafa dan yatim, fakir miskin, pecinta olahraga dan para tokoh masyarakat se-Aceh ini menerangkan kenapa ia maju sebagai Bacaleg DPR RI dari Dapil Aceh II.

Kepada NBA, Minggu, 11 Juni 2023 Aminullah mengatakan, sebagai sosok yang potensial di Partai Amanat Nasional, ia diminta untuk maju sebagai Bacaleg DPR RI dari Dapil Aceh II karena di Dapil tersebut pada Pemilu 2019 lalu, PAN tidak meraih kursi. Lalu, pada Pemilu 2024 mendatang itu Pileg dan Pilpres digelar serentak pada bulan Februari, sementara Pilkada di bulan November.

“Namun, kemanapun pilihan langkah politik yang saya ambil dalam pemilu 2024 mendatang, itu semua tujuannya tetap satu, yaitu dapat membantu dan berbuat untuk seluruh masyarakat kecil di Aceh.” Ungkapnya.

Aminullah juga menerangkan bahwa dirinya juga merupakan bahagian dari warga Utara dan Timur, karena ia pernah menjabat Pimpinan cabang Bank Aceh Lhokseumawe dan Langsa yang cukup lama, dan sangat banyak sahabat yang sudah seperti keluarga di daerah itu.

Disinggung Kabar Aceh terkait dukungan yang datang selama ini untuk ia maju sebagai Cagub Aceh, Amin menegaskan ia tetap berniat membangun Aceh gemilang yang produktif untuk kesejahteraan rakyat, dan Pileg yang duluan digelar sebelum Pilkada menjadi tolak ukur dirinya untuk maju dalam Pilkada.

“Kita semua mengetahui bahwasanya lumbung suara terbesar di Aceh ada di daerah Timur dan Utara, tentunya wilayah ini menjadi kunci untuk menuju Pilkada 2024 mendatang. Untuk itu, mohon para sahabat dan saudaraku semua agar dapat memberikan doa, dukungan dan pilihannya pada Pileg 2024 mendatang, Insya Allah cita-cita kita membangun Aceh yang lebih baik lagi akan bersama-sama kita wujudkan bila kursi DPR RI di Dapil Aceh II bisa kita raih.” Ungkap Aminullah.

Ditanya kesiapannya menghadapi Pileg 2024, Aminullah menjelaskan hingga saat ini tim relawan pemenangan Aminullah Usman untuk DPR RI sudah terbentuk di seluruh Kabupaten/Kota di Dapil Aceh II. 

Aminullah mengajak masyarakat untuk tidak ragu-ragu bergabung dan memilih PAN, partai berlambang matahari ini dipastikan tak akan pernah ingkar janji dan selalu berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak rakyat di parlemen.